Awang Faroek Ishak
Awang Faroek Ishak adalah anggota DPR RI dari Fraksi NasDem periode 2019-2024. Ia dikenal sebagai tokoh pembangunan Kalimantan Timur (Kaltim), dengan visi “Kaltim Bangkit 2030” yang disusunnya sebagai legacy selama menjadi gubernur Kaltim periode 2008-2018.
Awang menamatkan Sekolah Rakyat di Tarakan, SMP dan SMA di Tenggarong, kemudian meneruskan ke Fakultas Keguruan Ilmu Sosial, IKIP Malang, hingga meraih gelar sarjana S1 (1973). Setelah lulus, dia mengabdikan dirinya sebagai dosen Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman dan Fakultas Ekonomi Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Samarinda. Pada saat yang bersamaan, ia juga mengabdi sebagai staf di Kantor Gubernur Kaltim yang ia mulai tahun 1973. Di bidang pendidikan tinggi, Awang pernah menjabat sebagai pembantu rektor III di Universitas Mulawarman (1978) dan sebagai dekan FKIP Unmul (1982).
Ia kemudian menjadi anggota DPR/MPR RI selama dua periode, yakni pada periode 1987-1992 dan periode 1992-1997. Kiprah dan kemampuannya dalam bidang pembangunan menjadikan dirinya dikenal masyarakat sebagai sosok teknokrat dari Kaltim, daerah yang kaya sumber daya alamnya.
Pria kelahiran Tenggarong, Kalimantan Timur 31 Januari 1948 ini juga terus melakukan akselerasi pendidikannya di tengah kesibukannya sebagai anggota DPR RI dan sebagai dosen di beberapa kampus. Ia berhasil menyelesaikan magister manajemen (1997) dan magister ketahanan nasional di Universitas Indonesia (1998). Setelah itu, ia diangkat menjadi bupati Kutai Timur pertama sejak pemekaran Kabupaten Kutai pada tahun 1999. Pada tahun 2005, Awang terpilih kembali menjadi bupati melalui pilkada langsung Kutai Timur untuk periode 2006-2011.
Namun, pada 2008 ia mengundurkan diri sebagai bupatai Kutai Timur, dan terpilih dalam pencalonan gubernur Kaltim untuk periode 2008-2013 berpasangan dengan Farid Wady. Ia terpilih kembali sebagai gubernur dalam periode setelahnya (2013-2018) berpasangan dengan Mukmin Faisyal. Karya Awang Faroek Ishak selama dua periode menjadi gubernur adalah: membangun airport Sepinggan Balikpapan, APT Pranoto Samarinda, Pelabuhan Kariangau, Kawasan Ekonomi Khusus Malay, dan Jalan Tol Balikppan - Samarinda (tol pertama di Kalimantan).
Semua karya Awang inilah yang membawa Kalimantan Timur ditetapkan Presiden Jokowi sebagai “Ibu Kota Negara Baru”. Awang-lah yang mengajukan calon ibu kota negara itu tiga tahun yang lalu saat ia menjadi gubernur Kaltim. Menurut dia, Kabupaten Penajam-lah yang cocok dijadikan pengganti Jakarta. Awang jualah yang menggagas pembangunan kereta api Borneo dengan nilai investasi Rp 70 triliun. Investasi terbesar di era Presiden Jokowi periode pertama.
Awang juga memelopori beasiswa anak-anak berbakat mendapatkan beasiswa untuk belajar di Rusia. Tercatat 250 orang kuliah di sana.
Kepemimpinan yang telah ia torehkan mulai dari tingkat daerah hingga ke tingkat nasional inilah yang memberikan harapan besar bagi kiprahnya saat menjadi wakil rakyat di Senayan.*