JAKARTA (9 Juli): Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rudi Hartono Bangun, memeringatkan bank-bank di bawah naungan Himpunan Bank Negara (Himbara) untuk mempersiapkan diri mengantisipasi maraknya serangan siber.
"Dalam menghadapi serangan siber, seperti misalnya kemarin di data imigrasi (Pusat Data Nasional), dapat gangguan dari hacker, ada serangan siber. Nah, apakah BNI sudah punya divisi siber atau hanya memakai jasa (pihak lain)?" ujar Rudi dalam RDP Komisi VI DPR RI dengan Dirut BNI Royke Tumilaar, dan Dirut BTN Nixon Napitupulu, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/7).
Serangan siber pada Pusat Data Nasional yang berimbas pada beberapa layanan pemerintah mesti menjadi pembelajaran. Menurut Rudi, Himbara juga harus belajar dari peristiwa tersebut.
"Himbara harus berhati-hati pada potensi serangan siber. Karena asetnya (BNI) saya lihat sudah Rp 1.000 triliun lebih," ujarnya.
Legislator NasDem dari dapil Sumatra Utara III (Langkat, Karo, Simalungun, Asahan, Dairi, Pakpak Bharat, Batubara, Kota Pematangsiantar, Kota Tanjungbalai, dan Kota Binjai) itu mengatakan layanan perbankan sudah banyak yang menggunakan program digital.
Meski memudahkan masyarakat, lanjut Rudi, penggunaan sistem atau layanan digital juga mesti hati-hati karena rawan akan peretasan.
"Karena ke depan dengan sistem digitalisasi, BNI Mobile, BTN Mobile, Livin, itu semua digital. Tidak bisa manual. Serangan siber ini katanya bisa juga dari pihak perbankan sendiri, yang selama ini sudah menguasai IT-nya. Biasanya hacker ini kan meminta tebusan," tukas Rudi.(dis/*)