JAKARTA (15 Mei): Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Lisda Hendrajoni, mengimbau masyarakat terkait maraknya modus kejahatan pemerasan baru yang menggunakan layanan panggilan video.
Kejahatan pemerasan ini mulai marak di masyarakat. Pelaku menjebak korbannya agar terlibat panggilan video dengan dirinya dalam keadaan telanjang. Pelaku kemudian merekam atau menangkap layar (screenshot). Tangkapan layar tersebut kemudian menjadi alat untuk memeras korban.
"Jadi kita ingatkan untuk hati-hati dan jangan angkat video call WhatsApp dari orang-orang tak dikenal,” ujar Lisda dalam keterangannya, Selasa (14/5).
Lisda menceritakan beberapa waktu lalu sempat mendapat panggilan video misterius dari nomor tidak dikenal yang menjalankan modus tersebut.
“Untung kita sudah tahu modus ini. Pas diangkat kamera yang ada di ponsel kita jangan diarahkan dulu ke wajah," kata Lisda.
Menurut Lisda, modus kejahatan ini menyasar seluruh kalangan masyarakat. Terlebih untuk Lisda sebagai wakil rakyat yang nomor teleponnya tersebar di masyarakat konstituennya.
“Kalau nomor WhatsApp Bunda, kan, memang dikasih ke masyarakat dan memang itu yang Bunda pakai. Jadi wajar kalau tersebar ke mana-mana. Terkadang memang masyarakat atau teman-teman sering video call juga. Namun, sejak adanya modus seperti ini, Bunda tidak angkat lagi nomor tidak dikenal atau nomor baru,” ujarnya.
Legislator dari dapil Sumatra Barat I (Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, Sijunjung, Tanah Datar, Kepulauan Mentawai, Dharmasraya, Solok Selatan, Kota Padang, Kota Solok, Kota Sawahlunto, dan Kota Padangpanjang) itu meminta aparat penegak hukum segera bertindak mengungkap dan memberantas modus kejahatan ini karena sudah sangat meresahkan.
“Pelaku akan terus melakukan pemerasan dengan cara seperti itu. Jadi kita minta modus ini harus segera diungkap. Sebab dalang dan jaringannya tentunya sangat terstruktur. Untuk para koban jangan takut dengan pelaku, laporkan saja ke pihak berwajib jika mengalami hal tersebut,” tukas Lisda.(dis/*)