JAKARTA (21 November): Para pemangku kebijakan di tingkat pusat dan daerah harus memiliki kepedulian dan pemahaman yang sama dalam upaya merealisasikan target angka prevalensi stunting di Tanah Air.
"Informasi terkait adanya program pemberian makanan tambahan (PMT) yang tidak sesuai dengan standar gizi untuk mencegah stunting di Depok, Jawa Barat, tidak boleh terulang. Hal itu agar akselerasi penurunan angka prevalensi stunting bisa sesuai target," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/11).
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengungkapkan program PMT itu berkaitan dengan target penurunan prevalensi stunting menjadi 14% pada 2024.
Terkait program PMT di Depok, yang dikeluhkan warga beberapa waktu lalu, Kemenko PMK menilai tidak memenuhi syarat gizi yang cukup, terutama dari sisi penyediaan protein hewani.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 angka prevalensi stunting cenderung turun menjadi 21,6% dari yang sebelumnya 24,4%.
Menurut Lestari Moerdijat yang akrab disapa Rerie, untuk mencapai target prevalensi stunting 14% pada 2024 masih ada gap 7,6% lagi untuk dituntaskan.
Pencapaian target itu, tegas Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, memerlukan gerak bersama dan semangat yang sama. Jangan ada lagi upaya tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan untuk menekan angka prevalensi stunting.
Legislator NasDem dari Dapil Jawa Tengah II (Demak, Kudus, Jepara) itu berpendapat tidak standarnya kandungan gizi pada program PMT di Depok, Jawa Barat harus menjadi perhatian para pemangku kebijakan untuk meningkatkan pengawasan dan pemahaman para pelaksana program pengentasan stunting di berbagai daerah.
Para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, ujar Rerie, harus mampu membangun sinergi yang kuat dalam upaya menyukseskan pencapaian program penurunan angka prevalensi stunting.
Semua pihak, tegas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, harus mampu menjalankan peran dan fungsinya sesuai kapasitas masing-masing dengan baik, sehingga target yang ditetapkan mampu direalisasikan.
Rerie berharap upaya mencapai target penurunan angka prevalensi stunting mendapat dukungan semua pihak, dalam rangka mewujudkan generasi penerus bangsa yang sehat dan tangguh dalam menjawab berbagai tantangan di masa depan.(*)