Berita

Gobel Minta Masyarakat Waspadai Kejahatan Pinjol

GORONTALO (19 Maret): Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmad Gobel menyatakan, kejahatan pinjol, robot trading, dan forex bukan sekadar untuk mengeruk uang dari masyarakat melainkan juga merusak dan melemahkan Indonesia.

“Kita harus waspada dan awas terhadap situasi ini. Ini melemahkan sendi-sendi kekuatan nasional dengan menghancurkan ekonomi rakyat,” ujar Gobel, Sabtu (18/3).  

Hal tersebut Gobel sampaikan saat melakukan sosialisasi tentang bahaya pinjol ilegal di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Acara yang diselenggarakan Koperasi Jaya Usaha Bersama dan Otoritas Jasa Keuangan itu diikuti sekitar 300 mahasiswa dari berbagai kampus di Gorontalo.

Dalam acara itu hadir Roman Nasaru selaku ketua koperasi dan Ferddy Rahmadi selaku kepala bagian hubungan kelembagaan OJK.

Gobel mengaku telah 20 kali melakukan sosialisasi tentang bahaya pinjol, termasuk tujuh di antaranya di Kabupaten Gorontalo. Di Gorontalo sudah banyak korban berjatuhan akibat kejahatan pinjol, robot trading, dan investasi foreign exchange.

Dalam paparannya, Ferddy menyampaikan ada seorang guru di Malang, Jawa Timur, yang awalnya cuma pinjam Rp2 juta bisa menjadi hutang Rp280 juta.

“Caranya gali lubang tutup lubang ke lembaga pinjol ilegal. Hingga ada 141 lembaga yang ia pinjami,” katanya.

Hingga kini, katanya, sudah ada 4.567 lembaga pinjol ilegal yang telah ditutup OJK. “Namun satu ditutup, muncul 10 lagi yang ilegal. Dalam satu hari bisa hadir satu juta lembaga pinjol ilegal. Ini fenomena yang terjadi di negara-negara berkembang di Afrika dan Amerika Latin,” katanya.

Hingga akhir 2022, katanya, sudah Rp528 triliun dana yang tersalurkan melalui pinjol legal.

Gobel mengatakan banyak faktor yang menjadi penyebab maraknya pinjol ilegal. Pertama, ada masalah ekonomi. Kedua, kondisi kemiskinan di masyarakat. Ketiga, ada oknum yang ingin memperparah kondisi ekonomi dan sosial Indonesia.

“Semuanya cuma mau bikin susah. Masyarakat jangan sampai terjebak. Memang mereka selalu mengiming-imingi dengan berbagai cara seperti hadiah maupun keuntungan hingga 200%. Untung 100% saja tidak ada. Jadi pasti itu bohong,” ujarnya.

"Jika ingin berhasil maka harus bekerja. Harus berkeringat. Tak ada sukses tanpa berkeringat," tambah legislator NasDem dari Dapil Gorontalo tersebut.

Untuk memudahkan masyarakat Gorontalo mencari pekerjaan dan mengembangkan usaha, ia memutuskan untuk melakukan investasi di Gorontalo senilai Rp1,4 triliun.

“Saya ingin membangun kampung halaman saya, tanah leluhur saya. Gorontalo selalu menjadi provinsi dengan predikat termiskin kelima di Indonesia. Ini yang menjadi faktor maraknya pinjol ilegal. Melalui investasi di industri pangan ini maka akan tercipta lapangan pekerjaan hingga 300 ribu, termasuk di sektor pendukungnya, yaitu di pertanian dan kelautan. Saya tak mau ada pengangguran di Gorontalo,” tegasnya.


Agen Perubahan

Melalui investasi tersebut, Gobel mengajak generasi muda, khususnya para mahasiswa, untuk menjadi agen perubahan di Gorontalo.

“Saya sudah memulainya dengan menanamkan uang saya. Ini investasi terbesar di Gorontalo. Sekarang, saya tantang para mahasiswa yang hadir di sini, dan para generasi muda di Gorontalo pada umumnya untuk menjadi agen perubahan di daerah ini. Anda siap?” tanya Gobel. Para mahasiswa dengan serentak menjawab, “Siaaap!”

Ia meyakini melalui investasi tersebut akan terjadi banyak perubahan di Gorontalo.

“Ekonomi akan bergerak lebih cepat, lapangan pekerjaan akan banyak tercipta, dan persaingan akan lebih ketat. Semua itu butuh kesiapan sumber daya manusia dan kemampuan lembaga-lembaga pendidikan serta etos sosial baru yang lebih kompetitif. Akan ada peradaban baru di Gorontalo,” katanya.

Karena itu, ia mengaku tak ingin jika semua peluang itu justru akan direbut oleh orang lain yang datang ke Gorontalo.

“Seperti tetangga wilayah kita yang lapangan kerjanya diisi oleh orang dari luar negeri,” sebutnya.

Tentang kesiapan menjadi agen perubahan, ia juga menampaikan saat melakukan bakti sosial di Desa Paris, Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo. Dalam acara yang dihadiri penduduk desa itu, Gobel mengingatkan tentang kondisi Gorontalo sebagai provinsi termiskin kelima di Indonesia.

“Kita harus mengubahnya. Semua harus bekerja keras. Kita membangun pertanian yang mandiri, berproduktivitas tinggi, dengan menggunakan pupuk unggul dan membangun ekosistem pertanian yang baru. Semua harus bergabung ke koperasi,” paparnya.


QRIS

Di hari yang sama, Gobel juga melakukan sosialisasi tentang Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Acara itu merupakan kerja sama Yayasan Insani dan Bank Indonesia. Dalam kesempatan itu hadir Kepala Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo, Dian Nugraha.

Perlu diketahui, QRIS adalah aplikasi sistem pembayaran nontunai. Transaksi bisa dilakukan melalui handphone. Aplikasi QRIS terhubung dengan bank dan rekening bank yang dimiliki pedagang dan pembeli.

Acara sosialisasi diikuti pedagang pasar, pedagang toko kelontong, dan pemilik UMKM di Kabupaten Gorontalo. Acara berlangsung di kantor Desa Isimu Selatan, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo.

Gobel menjelaskan, setidaknya terdapat tiga keuntungan dalam menggunakan aplikasi QRIS. Pertama, tidak perlu membawa uang tunai dan tak perlu takut kehilangan uang. Kedua, kesehatan masyarakat lebih terjaga karena tak bersentuhan dengan uang tunai yang sudah berpindah-pindah tangan, apalagi di masa pandemi ovid-19 ini. Ketiga, pedagang lebih mudah memperoleh kredit perbankan karena ada catatan transaksi keuangan. “Ini bagian dari membangun peradaban baru,” pungkasnya. (Nasihin/*)

Share: