Berita

Gobel Terima Para Rektor Perguruan Tinggi di Gorontalo

JAKARTA (29 September): Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmad Gobel menerima para rektor dari seluruh perguruan tinggi swasta di Provinsi Gorontalo. Mereka menyampaikan aspirasi kepada wakil rakyat dari Dapil Gorontalo tersebut.

“Gorontalo harus menjadi lumbung pangan dan dunia pendidikan harus sejalan dengan kondisi di wilayahnya serta rencana pengembangannya,” kata Gobel, Rabu (28/9).

Gobel menerima Aptisi (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) itu di lantai empat Gedung Nusantara III, DPR Senayan Jakarta. Hadir dalam pertemuan itu Syamsu Qamar Badu (Guru Besar mantan Rektor Universitas Negeri Gorontalo) dari Persaudaraan Dosen Republik Indonesia (PDRI) Gorontalo, Rektor Universitas Gorontalo, Sofyan Abdullah, Rektor Universitas Bina Mandiri, Titin Dunggio, Rektor Universitas Bina Taruna, Ellys Rachman, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Baktara, Hartati Inaku, Wakil Rektor Universitas Gorontalo, Dikson Yunus, Wakil Rektor Universitas Pohuwato, Haris Hasan, Ketua Dewas Universitas Gorontalo, Robby Hunawa, Ketua Yayasan Bina Taruna, Sri N Rachman, dan Ibrahim Ahmad dari Aptisi Gorontalo. Mereka dipimpin Ketua Aptisi Gorontalo, Azis Rachman.

Hadir pula Elnino M Husein Mohi, anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra dari Dapil Gorontalo serta Rustam Akili, staf khusus Rachmad Gobel.

Dalam kesempatan tersebut Azis menyampaikan bahwa di Gorontalo terdapat 11 perguruan tinggi swasta dengan 87 program studi dan 18 ribu mahasiswa.

Menurut Azis, pendidikan tinggi di Gorontalo membutuhkan mitra untuk menjadi tempat magang mahasiswa. Selain itu, sekitar 40% mahasiswa di Gorontalo terhambat pada biaya pendidikan.

Gobel mengatakan, Gorontalo memiliki tanah yang subur dan menjadi salah satu sentra penghasil jagung di Indonesia. Selain itu, Gorontalo berada di Teluk Tomini yang dikenal memiliki kekayaan laut, khususnya ikan tuna yang menjadi komoditas ekspor. Gorontalo juga berada di pesisir Laut Sulawesi, menghadap ke Filipina, Tiongkok, Korea, Taiwan, Hongkong, Vietnam, dan Jepang. Karena itu Gorontalo memiliki dua pelabuhan, yaitu pelabuhan yang menghadap di dua sisi tersebut.

“Sekarang sedang dikembangkan Pelabuhan Anggrek yang menjadi pelabuhan internasional. Ini menjadi pintu ekspor. Pengembangan itu menelan investasi Rp1,4 triliun dan akan menyerap 100 ribu tenaga kerja karena terintegrasi sebagai kawasan ekonomi khusus pangan. Di sini peran strategis dunia pendidikan dalam menyongsong masa depan Gorontalo,” kata Gobel.

Legislator NasDem itu mengajak dunia pendidikan tinggi di Gorontalo untuk mengembangkan diri dan menjadi bagian dari pengembangan masa depan Gorontalo tersebut.

“Saat ini Gorontalo masih menjadi salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Kita harus tergerak untuk mengubahnya menjadi salah satu provinsi termakmur melalui ekonomi pangan dan kemajuan pendidikan. Jadi, selain menjadi lumbung pangan, Gorontalo juga harus menjadi pusat pendidikan di Indonesia timur. Saya mengajak dunia pendidikan di Gorontalo untuk melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi di luar yang lebih maju seperti di Jepang dan Turki,” tandasnya.

Ketua Stikes Baktara, Hartati Inaku menyampaikan bahwa dunia pendidikan tinggi di Gorontalo membutuhkan laboratorium kesehatan untuk pendidikan mahasiswa kesehatan.

Sedangkan Rektor Universitas Bina Mandiri, Titin Dunggio menyampaikan pentingnya Gorontalo sebagai destinasi wisata.

Terhadap semua aspirasi itu, Gobel menyampaikan akan meneruskannya ke komisi-komisi terkait agar bisa mendapat respons yang baik.  

“Gorontalo harus punya konsep sendiri sesuai dengan kondisi dan potensi serta rencana Gorontalo. Juga harus membangun kemandirian," pungkas Gobel.(nasihin/*)

Share: