Berita

Perlu Edukasi Masif Wujudkan Kesetaraan Gender

JAKARTA (26 April): Edukasi masif dan political will dari para pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk mewujudkan kesetaraan gender dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada perempuan berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa.

"Secara historis banyak perempuan di Nusantara berperan memimpin perlawanan dalam mengusir penjajah, seperti Panglima Malahayati hingga Ratu Kalinyamat. Tetapi mengapa kesan yang tertanam di masyarakat saat ini perempuan adalah subordinasi dari laki-laki," ujar Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat menjadi narasumber podcast Dewan Guru Besar Universitas Indonesia pada Senin (25/4) sore.

Padahal, menurut Lestari yang akrab disapa Rerie, di masa lalu kepemimpinan perempuan mampu menciptakan langkah-langkah besar yang menghasilkan kemajuan yang signifikan pada wilayah yang dipimpinnya.

Seperti yang dilakukan Ratu Kalinyamat, ketika memimpin perlawanan mengusir penjajah Portugis. Ratu dari Jepara, Jawa Tengah, tersebut, kata Legislator NasDem itu, membangun pakta pertahanan dengan Kerajaan Aceh hingga Maluku dengan membangun poros maritim untuk mempertahankan Nusantara.

Jadi, ujar Rerie, secara historis perempuan di Nusantara ini sudah memiliki kemampuan dan kapasitas yang sama dengan laki-laki.

Melihat kenyataan itu, Rerie berpendapat, diperlukan edukasi yang masif untuk terus mengungkap apa yang sebenarnya pernah terjadi di masa lalu itu, agar para perempuan di masa kini memiliki semangat dan pemahaman yang sama terhadap kesetaraan gender.

Selain itu, anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu juga berharap political will dari para pemangku kepentingan untuk ikut memperluas pemahaman kesetaraan gender dalam setiap kebijakan yang dibuat.

Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai NasDem itu mengajak para akademisi ikut mempercepat terwujudnya pemahaman masyarakat terkait kesetaraan gender dan peran perempuan dalam keseharian, melalui berbagai riset ilmiah.

Sehingga, ujar Rerie, bisa segera diketahui faktor yang membuat fakta historis para pemimpin perempuan di Nusantara di masa lalu yang belum sepenuhnya terlihat kesinambungannya di masa kini.

Rerie berharap konsistensi untuk mewujudkan kesetaraan gender di Tanah Air bisa terus dijaga, sehingga potensi yang terpendam dari setiap perempuan di Indonesia dapat segera dibangkitkan sebagai bagian sumbangsih dalam pembangunan bangsa.

Apalagi, tegas Rerie, secara alamiah pada umumnya perempuan memiliki kemampuan yang relatif baik antara lain dalam mengelola ekonomi dan memiliki kemampuan berkomunikasi di atas rata-rata.

Sejumlah kemampuan alamiah perempuan itu, menurut Rerie, sangat dibutuhkan bagi negeri ini untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi agar bangsa Indonesia bisa segera bangkit.(*)

Share: