Berita

Kerja Sama Antarlembaga Diperlukan Cegah Terorisme

JAKARTA (14 Juni): Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni mengapresiasi sinergi penegak hukum dalam menangkap pimpinan Khilafatul Muslimin di Jawa Tengah dan Lampung.

Kerja sama antarlembaga, menurut dia, diperlukan mengingat semakin canggihnya tindak terorisme di Tanah Air.

"Perkembangan zaman memungkinkan terjadinya transaksi ilegal antarnegara yang sangat membahayakan. Karenanya sinergi seperti ini sangat diperlukan. Jadi teroris canggih, namun polisi dan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) lebih canggih," kata Sahroni dalam keterangannya, Senin (13/6).

Legislator Partai NasDem ini berharap, dengan kecanggihan teknologi dan kelengkapan data yang dimiliki Polri, Densus 88, dan PPATK dapat membantu penangkapan dugaan aksi terorisme lainnya, bahkan dapat mencegah sebelum aksi terorisme terjadi.

"Saya harap dengan data yang lengkap yang dimiliki Densus 88, PPATK, maupun Polri, bukan hanya untuk melakukan pelacakan saja, namun bisa melakukan pencegahan," tandasnya.

Selain itu, dengan adanya data lengkap para penegak hukum bisa mengungkap aliran dana yang mencurigakan yang masuk dan diperuntukkan bagi organisasi-organisasi tertentu.

Polri menangkap sejumlah oknum terkait Khilafatul Muslimin di sejumlah daerah di Indonesia. Di Jawa Tengah, penangkapan terjadi di Surakarta, Brebes dan Klaten. Dari penyelidikan kepolisian diketahui mereka telah berkegiatan sejak 2009, dengan anggota mencapai 500 orang.

Polisi juga menangkap anggota Khilafatul Muslimin seusai konvoi kelompok tersebut di Cawang, Jakarta Timur. Pada konvoi tersebut kelompok ini mempromosikan khilafah yang bertentangan dengan Pancasila. Hingga kini, polisi sudah menangkap lima orang, termasuk pemimpin tertinggi Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja di kantor pusat organisasi tersebut di kawasan Bandar Lampung.(Dis/*)

Share: