Berita

Jangan Tukar Keselamatan Anak dengan Apapun

JAKARTA (20 September): Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Lisda Hendrajoni mengingatkan agar apabila muncul klaster baru Covid-19 saat sekolah tatap muka, sebaiknya tunggu sampai terbentuknya herd immunity.

Hal tersebut disampaikan Lisda menyikapi ditemukannya sejumlah klaster Covid-19 sejak dibukanya pembelajaran tatap muka  (PTM). Setidaknya ada 54 siswa positif Covid-19 dari SMA 1 Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar) per 11 September lalu.

"Jangan pernah menukar keselamatan anak dengan apapun. Anak-anak kita jangan sampai dijadikan bahan percobaan, meskipun itu dengan pembelajaran tatap muka," ujar Lisda dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/9).

Legislator NasDem dari Dapil Sumbar I (Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, Sijunjung, Tanah Datar, Kepulauan Mentawai, Dharmasraya, Solok Selatan, Kota Padang, Kota Solok, Kota Sawahlunto, dan Kota Padangpanjang) itu juga mengingatkan, angka kematian anak tertinggi di dunia itu ada di Indonesia.

Seperti yang disebutkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di tengah lonjakan kasus baru harian Covid-19, terjadi pula peningkatan tajam penularan dan bahkan kematian pada anak-anak. Data nasional juga menunjukkan konfirmasi Covid-19 pada anak berusia 0-18 tahun mencapai 12,5%. Artinya satu dari delapan kasus konfirmasi Covid-19 adalah anak-anak.

"Varian Delta itu sangat berbahaya. Dalam 13 jam saja bisa menenggelamkan paru-paru. Apalagi varian baru lagi muncul, sudah masuk Surabaya," urai Lisda.

Anggota Komisi VIII DPR itu juga mengingatkan, bahwa Sumbar baru melakukan vaksinasi sekitar 19%, sehingga masih sangat rentan terjadinya penularan Covid-19.

"Dimanapun anak-anak kita belajar, perubahan adalah hal yang tidak bisa dihindari. Proses adaptasi dalam mengatasi perubahan tersebut menjadi pembelajaran buat mereka," pungkasnya.(RO/*)

Share: