Berita

Perempuan Harus Tetap Produktif di Tengah Pandemi

PAINAN (21 Januari): Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Lisda Hendrajoni mengapresiasi para pengerajin batik Tanah Liek di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), atas inovasi mereka membuat batik dengan motif virus korona.

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Pesisir Selatan menggelar Peluncuran Batik Tanah Liek dengan motif virus korona, di pendopo Rumah Dinas Bupati Pesisir Selatan, Painan, Sumbar, Selasa (19/1).

"Kami mengapresiasi para pengrajin batik Tanah Liek, yang hingga saat ini terus berkoordinasi dengan Dekranasda selaku pembina. Saat munculnya ide motif korona, kami langsung memberikan dukungan agar segera diluncurkan dan dipromosikan, karena kami menilai ini sebuah karya yang unik," kata Lisda.

Selain motif yang unik, menurut Legislator NasDem itu, terdapat cerita dan motivasi dalam batik motif korona tersebut, yang timbul dari pengrajin batik Dewi Hapsari.

"Meskipun berada di tengah pandemi Covid-19, pengrajin tetap menyalurkan kreativitas mereka. Ini menjadi motivasi bagi semua, sekaligus akan memiliki nilai jual dalam promosi ke depan," ujar Lisda.

Guna mendukung dan mewujudkan Pesisir Selatan menjadi sentra batik, wakil rakyat dari dapil Sumatera Barat I itu mengaku juga tengah mempersiapkan pabrik pewarna batik yang rencananya akan dibangun di Kanagarian Lumpo Kecamatan IV Jurai, Pesisir Selatan.

"Pesisir Selatan saat ini sudah mulai dikenal sebagai penghasil batik di Sumatera Barat. Batik Lumpo, dan batik Tanah Liek dengan berbagai motif seperti Mandeh Rubiah, serta motif korona dan batik Jembatan Akar. Pengrajin membutuhkan kehadiran pabrik pewarna sebagai penunjang produksi," katanya.

Dewi Hapsari yang menciptakan ide batik korona, mengucapkan terima kasih kepada Dekranasda Pesisir Selatan karena selama ini telah memberikan pembinaan dan dukungan terhadap UKM khususnya pada sentra batik.

"Di bawah binaan Bunda Lisda selaku Ketua Dekranasda Pesisir Selatan, kami selalu mendapatkan dukungan dalam berkreasi. Beliau selalu hadir memberi semangat kami, terutama saat pandemi Covid-19 yang melumpuhkan ekonomi masyarakat khususnya UKM dan UMKM," katanya.

Bercerita tentang ide motif korona, Dewi menjelaskan, muncul ide itu saat ia tengah terkonfirmasi positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi.

"Karena hanya bisa berdiam diri di rumah, sebagai pengrajin kami dituntut agar terus berkreasi. Di tengah kondisi positif Covid-19 dan takut dengan virus korona, saya terpikir bagaimana virus ini dapat menjadi menyenangkan dengan berdamai dengannya, muncullah ide untuk membuat batik dengan motif seperti virus korona tersebut," katanya.

Dewi juga mengaku, awalnya membuat cetakan dari kertas yang dibuat mirip dengan virus corona yang ia lihat melalui media sosial ataupun televisi.

Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni yang juga ikut memperagakan batik tersebut menyatakan siap memberikan dukungan kepada pengusaha dan pengrajin batik di kabupaten tersebut.

"Pemerintah kabuten akan siap mendukung sentra batik yang ada di Pesisir Selatan. Karena ini terbukti membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat, khususnya kaum perempuan," Hendrajoni yang juga Ketua DPW NasDem Sumbar itu.

Berdasarkan data yang dimiliki Dekranasda Pesisir Selatan, setidaknya terdapat tiga kecamatan di Pesisir Selatan yang telah membuka peluang kerja bagi para pembatik. Yakni Kecamatan IV Jurai dengan 200 pembatik, Kecamatan Lunang 70 orang serta di Kecamatan Bayang Utara.(RO/*)

Share: