Berita

Meninggalnya 100 Dokter Pukulan Luar Biasa bagi Indonesia

JAKARTA (15 September): Meninggalnya ratusan dokter dalam tugas karena terpapar Covid 18 merupakan pukulan yang luar biasa bagi Indonesia dalam menghadapi pandemi ini. Rasio dokter di Indonesia 0,4 per seribu penduduk, kehilangan 100 dokter sama dengan mengurangi pelayanan kesehatan untuk 250.000 penduduk.

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi NasDem, Hasnah Syam, mengemukakan itu di Jakarta, Senin (14/9). Dia mengemukakan itu menanggapi pernyataan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Adib Khumaidi yang menyatakan bahwa sudah lebih dari 100 dokter umum dan spesialis yang gugur karena terpapar Covid-19. Jumlah terbanyak di Jawa Timur diikuti Medan, Jakarta dan daerah lainnya. Lebih dari 50% adalah dokter umum dan sisanya dokter spesialis.

Data dari IDI juga menunjukkan bahwa dokter yang gugur itu tidak semuanya menangani langsung pasien Covid-19. Ada beberapa merupakan dokter yang masih melakukan praktik di area rumah sakit dan ikut terpapar. Terkait dengan masalah tersebut Hasnah mendesak adanya upaya untuk menekan angka kematian tenaga kesehatan.

"Untuk menekan angka kematian tenaga kesehatan, pemerintah harus memastikan infrastruktur rumah sakit seperti alat pelindung diri (APD), ketersediaan obat dan penerapan manajemen sumber daya manusia yang tepat di rumah sakit," jelas Legislator NasDem dapil Sulawesi Selatan (Sulsel) II itu.

Meskipun begitu, tambah Hasnah, dengan kondisi saat ini resiko terpapar Covid-19 terjadi di hampir seluruh aspek pelayanan kesehatan yang dilakukan para dokter. Selama dokter masih melakukan praktik dan kontak dengan pasien ataupun pihak manajemen, masih berada di fasilitas kesehatan, resiko terpapar itu akan terus ada.

Karena itulah, wakil rakyat dari Sulsel II itu berpesan kepada masyarakat agar terus menaati protokol kesehatan untuk membantu perjuangan tenaga kesehatan dalam menghadapi Covid-19.

"Kita semua kehilangan 100 pejuang bangsa di garda terdepan dalam melawan Covid-19. Semoga ini menjadi intropeksi bagi kita bersama bahwa mentaati protokol kesehatan adalah sebuah keharusan. Dengan mematuhinya kita sudah berkontribusi membantu dokter dan tenaga kesehatan di garda terdepan,” katanya. (way/*)

Share: