Berita

Kisah Soekarno dan Sarinah Jadi Spirit RUU PRT

JAKARTA (29 Juli): Rancangan Undang-Undang Pelindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PRT) kembali kandas untuk menjadi usul inisiatif DPR. Padahal, dalam Badan Legislasi (Baleg) DPR pada Rabu (1/7), tujuh dari sembilan fraksi telah menyepakati RUU tersebut yakni Gerindra, PKB, NasDem, Demokrat, PKS, PAN, dan PPP.

Adapun Golkar memberikan catatan dan menyerahkan keputusan kepada mekanisme forum pengambilan putusan. Sedangkan PDIP yang secara tegas meminta penundaan pembahasan RUU Pelindungan PRT.

Dalam rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPR pada Rabu (15/7), surat dari Baleg terkait RUU itu rupanya tidak masuk dalam agenda dengan alasan administratif. Walhasil, RUU yang mulai dibahas sejak 2004 tersebut batal dibawa ke paripurna. Adapun Bamus DPR dipimpin Ketua DPR. Puan Maharani, dari PDIP yang juga putri Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Ini memang perjuangan politik yang tidak mudah. Tetapi harus kita perjuangkan. Ini adalah RUU yang populis menyangkut kepentingan masyarakat kecil dan saya memastikan ini akan terus kita perjuangkan," kata Willy Aditya, Wakil Ketua Baleg DPR RI Fraksi NasDem, saat berbincang dengan jurnalis Media Indonesia, Sabam Sinaga dalam acara Journalist on Duty yang disiarkan melalui Live Instagram Media Indonesia, Senin (27/7) malam.

Willy menegaskan, pembahasan RUU sudah selesai di tingkat Baleg DPR dan mayoritas Fraksi DPR RI sepakat agar disahkan menjadi RUU inisiatif DPR dan siap dibahas bersama pemerintah.

"Spirit teman-teman sama agar ini disahkan. Setidaknya ada tujuh fraksi setuju lawan dua fraksi yang tidak setuju," lanjut Willy.

Ketika ditanya mengenai peta politik penolak RUU Pelindungan PRT, Willy malah mengingatkan sosok Presiden pertama RI Soekarno adalah sosok yang sangat menghargai PRT.

Terbukti kata Willy, dari penghargaan Soekarno terhadap sosok Sarinah yang merupakan pengasuh Bung Karno di saat kecil.

Bahkan, lanjut Willy, Proklamator RI tersebut mengaku sejak dini menyerap nilai cinta kasih dari seorang perempuan rakyat kecil yang-seperti disebut Seokarno-jiwanya besar. Perempuan itu adalah Sarinah.

"Dan seperti dikatakan Bung Karno, Jas Merah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah," tukas Legislator NasDem itu tanpa menyebut nama partai.

"Dialah yang mengajarku untuk mengenal cinta kasih. Sarinah mengajarku untuk mencintai rakyat. Massa rakyat, rakyat jelata," kata Soekarno seperti tertulis dalam buku Sarinah.

Sarinah diketahui adalah perempuan paruh baya dari desa yang mengasuh Soekarno kecil. Begitu membekasnya sosok Sarinah, Soekarno mengabadikannya sebagai nama gedung di pusat Jakarta.

Cerita soal Sarinah tertuang dalam buku yang ditulis Sukarno pada 1963 bertajuk Sarinah: Kewajiban Wanita dalam Perdjoeangan Repoeblik Indonesia. Cerita Sarinah juga terselip di biografi Soekarno yang ditulis Cindy Adams, Soekarno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

"Dari Mbok Sarinah, saya mendapat pelajaran mencintai orang kecil. Ia orang kecil, tapi jiwanya selalu besar. Sarinah adalah satu nama biasa, tetapi Sarinah yang ini bukanlah wanita biasa. Dia orang yang paling besar pengaruhnya dalam hidupku," tulis Soekarno.

Kata Willy, spirit Soekarno ini harusnya menjadi spirit politisi di DPR.

"Saya terkesan dengan semangat Bung Karno ini yang punya hati untuk orang kecil, pengasuhnya. Tentu saja dalam konteks ini adalah PRT yang saat ini sedang menunggu payung hukum bagi jaminan perlindungan bagi mereka," kata Willy.(MI/*)

Share: